anti klik kanan

Senin, 25 Juli 2011

asal usul magetan



Kabupaten Magetan, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Magetan. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Ngawi di utara, Kota Madiun dan Kabupaten Madiun di timur, Kabupaten Ponorogo, serta Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Wonogiri (keduanya termasuk provinsi Jawa Tengah). Bandara Iswahyudi, salah satu pangkalan utama Angkatan Udara RI di kawasan Indonesia Timur, terletak di kecamatan Maospati.

Wafatnya Sultan Agung Hanyokrokusumo pada tahun 1645 merupakan tonggak sejarah mulai surutnya kejayaan Kerajaan Mataram. Beliau sangat gigih melawan VOC, sedangkan penggantinya ialah Sultan Amangkurat I yang menduduki tahta Kerajaan Mataram pada tahun 1646-1677 sikapnya lemah terhadap VOC atau Kompeni Belanda.

Pada tahun 1646 Sultan Amangkurat I mengadakan perjanjian dengan VOV, sehingga pengaruh VOC dapat memperkuat diri karena bebas dari serangan Mataram,bahkan pengaruh VOC dapat leluasa masuk keMataram. Kerajaan Mataram makin menjadi lemah, pelayaran perdagangan makin dibatasi, antara lain tidak boleh berdagang ke Pulau Banda, Ambon dan Ternate.

Peristiwa diatas menyebabkan tumbuhnya tanggapan yang negatif terhadap Sultan Amangkurat I di kalangan keraton, lebih-lebih pihak oposisi, termasuk putranya sendiri yaitu Adipati anom yang kelak bergelar Amangkurat II. Kejadian-kejadian di pusatPemerintahan Mataram selalu diikuti dengan seksama oleh Daerah Mancanegara, sehingga Pangeran Giri yang sangat berpengaruh di daerah pesisir utara Pulaujawa mulai bersiap-siap melepaskan diri dari kekuasaan Mataram.

Pada masa itu seorang pangeran dari madura yang bernama Trunojoyo sangat kecewa terhadap pamannya yang bernama Pangeran Cakraningrat II karena beliau terlalu mengabaikan Madura dan hanya bersenang-senang saja di pusat Pemerintahan Mataram.

Trunojoyo melancarkan pemberontakan kepada Mataram pada tahun 1647. Pemberontakan itu didukung oleh orang-orang dari Makasar. Dalam suasana seperti itu kerabat Keraton Mataram yang bernama Basah Bibit atau Basah Gondo Kusumo dan Patih Mataram yang bernama Patih Nrang Kusumo dituduh bersekutu dengan para ulama yang beroposisi dengan menentang kebijaksanaan Sultan Amangkurat I.

Atas tuduhan ini Basah Gondokusumo diasingkan ke Gedong Kuning Semarang selama 40 hari, di tempat kediaman beliau yang bernama Basah Suryaningrat. Patih Nrang Kusumo meletakkan jabatan dan kemudian pergi bertapa ke daerah sebelah timur Gunung Lawu. Beliau diganti oleh adiknya yangbernama Pangeran Nrang Boyo II. Keduanya ini putra Patih Nrang Boyo (Kanjeng Gusti Susuhunan Giri IV Mataram).

Di dalam pengasingan ini Basah Gondokusumo mendapat nasehat dari kakeknya yaitu Basah Suryaningrat, dan kemudian beliau berdua menyingkir ke daerah sebelah timur Gunung Lawu. Beliau berdua memilih tempat ini karena menerima berita bahwa di sebelah timur Gunung Lawu sedang diadakan babad hutan yang diadakan oleh seorang bernama Ki Buyut Suro, yang kemudian bergelar Ki Ageng Getas. Pelaksanaan babad hutan ini atas dasar perintah Ki Ageng Mageti sebagai cikal bakal daerah tersebut.

Untuk mendapatkan sebidang tanah sebagai tempat bermukim di sebelah timur Gunung Lawu itu, Basah Suryaningrat dan Basah Gondokusumo menemui Ki Ageng Mageti di tempat kediamannya yaitu di Dukuh Gandong Kidul (Gandong Selatan), tempatnya di sekitar Aloon-aloon Kota Magetan

Dengan perantara Ki Ageng Getas , Basah Suryaningrat menemui Ki Ageng Mageti, hasil dari pertemuan ini, Basah Suryaningrat mendapat sebidang tanah di sebelah utara Sungai Gandong, tepatnya di Kelurahan Tambran Kecamatan Kota Magetan sekarang.

Peristiwa itu terjadi setelah melalui perdebatan yang sengit antara Ki Ageng Mageti dengan Basah Suryaningrat. Lewat perdebatan ini Ki Ageng Mageti mengetahui, bahwa Basah Suryaningrat bukan saja kerabat keraton Mataram, melainkan sesepuh Mataram yang memerlukan pengayoman. Karena itulah akhirnya KiAgeng Mageti mempersembahkan seluruh tanah miliknya sebagai bukti kesetiaannya kepada Mataram.

Setelah Basah Suryaningrat menerima tanah persembahan Ki Ageng Mageti itu sekaligus beliau mewisuda cucunya yaitu Basah Gondokusumo penjadi penguasa di tempat baru dengan gelar YOSONEGORO yang kemudian dikenal sebagai Bupati YOSONEGORO. Peristiwa itu terjai pada tanggal 12 Oktober 1675, dengan condro sengkolo “ MANUNGGALING ROSO SUKO HAMBANGUN”

Basah Suryaningrat dan Yosonegoro (Basah Gondokusumo) merasa sangat besar hatinya, karena disamping telah mendapatkan persembahan tanah yang berwujud wilayah yang cukup luas dan strategis, juga mendapatkan seorang sahabat yang dapat diandalkan kesetiaannya, yaitu Ki Ageng Mageti. Itulah sebabnya tanah baru itu diberi nama “MAGETAN’


Kabupaten Magetan, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Magetan. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Ngawi di utara, Kota Madiun dan Kabupaten Madiun di timur, Kabupaten Ponorogo, serta Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Wonogiri (keduanya termasuk provinsi Jawa Tengah). Bandara Iswahyudi, salah satu pangkalan utama Angkatan Udara RI di kawasan Indonesia Timur, terletak di kecamatan Maospati.

Wafatnya Sultan Agung Hanyokrokusumo pada tahun 1645 merupakan tonggak sejarah mulai surutnya kejayaan Kerajaan Mataram. Beliau sangat gigih melawan VOC, sedangkan penggantinya ialah Sultan Amangkurat I yang menduduki tahta Kerajaan Mataram pada tahun 1646-1677 sikapnya lemah terhadap VOC atau Kompeni Belanda.

Pada tahun 1646 Sultan Amangkurat I mengadakan perjanjian dengan VOV, sehingga pengaruh VOC dapat memperkuat diri karena bebas dari serangan Mataram,bahkan pengaruh VOC dapat leluasa masuk keMataram. Kerajaan Mataram makin menjadi lemah, pelayaran perdagangan makin dibatasi, antara lain tidak boleh berdagang ke Pulau Banda, Ambon dan Ternate.

Peristiwa diatas menyebabkan tumbuhnya tanggapan yang negatif terhadap Sultan Amangkurat I di kalangan keraton, lebih-lebih pihak oposisi, termasuk putranya sendiri yaitu Adipati anom yang kelak bergelar Amangkurat II. Kejadian-kejadian di pusatPemerintahan Mataram selalu diikuti dengan seksama oleh Daerah Mancanegara, sehingga Pangeran Giri yang sangat berpengaruh di daerah pesisir utara Pulaujawa mulai bersiap-siap melepaskan diri dari kekuasaan Mataram.

Pada masa itu seorang pangeran dari madura yang bernama Trunojoyo sangat kecewa terhadap pamannya yang bernama Pangeran Cakraningrat II karena beliau terlalu mengabaikan Madura dan hanya bersenang-senang saja di pusat Pemerintahan Mataram.

Trunojoyo melancarkan pemberontakan kepada Mataram pada tahun 1647. Pemberontakan itu didukung oleh orang-orang dari Makasar. Dalam suasana seperti itu kerabat Keraton Mataram yang bernama Basah Bibit atau Basah Gondo Kusumo dan Patih Mataram yang bernama Patih Nrang Kusumo dituduh bersekutu dengan para ulama yang beroposisi dengan menentang kebijaksanaan Sultan Amangkurat I.

Atas tuduhan ini Basah Gondokusumo diasingkan ke Gedong Kuning Semarang selama 40 hari, di tempat kediaman beliau yang bernama Basah Suryaningrat. Patih Nrang Kusumo meletakkan jabatan dan kemudian pergi bertapa ke daerah sebelah timur Gunung Lawu. Beliau diganti oleh adiknya yangbernama Pangeran Nrang Boyo II. Keduanya ini putra Patih Nrang Boyo (Kanjeng Gusti Susuhunan Giri IV Mataram).

Di dalam pengasingan ini Basah Gondokusumo mendapat nasehat dari kakeknya yaitu Basah Suryaningrat, dan kemudian beliau berdua menyingkir ke daerah sebelah timur Gunung Lawu. Beliau berdua memilih tempat ini karena menerima berita bahwa di sebelah timur Gunung Lawu sedang diadakan babad hutan yang diadakan oleh seorang bernama Ki Buyut Suro, yang kemudian bergelar Ki Ageng Getas. Pelaksanaan babad hutan ini atas dasar perintah Ki Ageng Mageti sebagai cikal bakal daerah tersebut.

Untuk mendapatkan sebidang tanah sebagai tempat bermukim di sebelah timur Gunung Lawu itu, Basah Suryaningrat dan Basah Gondokusumo menemui Ki Ageng Mageti di tempat kediamannya yaitu di Dukuh Gandong Kidul (Gandong Selatan), tempatnya di sekitar Aloon-aloon Kota Magetan

Dengan perantara Ki Ageng Getas , Basah Suryaningrat menemui Ki Ageng Mageti, hasil dari pertemuan ini, Basah Suryaningrat mendapat sebidang tanah di sebelah utara Sungai Gandong, tepatnya di Kelurahan Tambran Kecamatan Kota Magetan sekarang.

Peristiwa itu terjadi setelah melalui perdebatan yang sengit antara Ki Ageng Mageti dengan Basah Suryaningrat. Lewat perdebatan ini Ki Ageng Mageti mengetahui, bahwa Basah Suryaningrat bukan saja kerabat keraton Mataram, melainkan sesepuh Mataram yang memerlukan pengayoman. Karena itulah akhirnya KiAgeng Mageti mempersembahkan seluruh tanah miliknya sebagai bukti kesetiaannya kepada Mataram.

Setelah Basah Suryaningrat menerima tanah persembahan Ki Ageng Mageti itu sekaligus beliau mewisuda cucunya yaitu Basah Gondokusumo penjadi penguasa di tempat baru dengan gelar YOSONEGORO yang kemudian dikenal sebagai Bupati YOSONEGORO. Peristiwa itu terjai pada tanggal 12 Oktober 1675, dengan condro sengkolo “ MANUNGGALING ROSO SUKO HAMBANGUN”

Basah Suryaningrat dan Yosonegoro (Basah Gondokusumo) merasa sangat besar hatinya, karena disamping telah mendapatkan persembahan tanah yang berwujud wilayah yang cukup luas dan strategis, juga mendapatkan seorang sahabat yang dapat diandalkan kesetiaannya, yaitu Ki Ageng Mageti. Itulah sebabnya tanah baru itu diberi nama “MAGETAN’

Sabtu, 23 Juli 2011

Makam G.B.R.Ay Maduretno wisata sejarah di Magetan

Jika kita mendengar kata makam (bukan makan), ternyata juga membuat banyak orang menjadi was-was. di Kabupaten Magetan juga ada makam yang menjadi tempat wisata bersejarah, yaitu makam adipati maospati. Tempat pemakaman ini berada di gunung bancak, sebelah tenggara Kabupaten Magetan. Di sana ada makam G.B.R.Ay. Maduretno dan K.P.A.H. Ronggo Prawirodirdjo III. K.P.A.H. Ronggo Prawirodirdjo III yang merupakan Adipati Maospati Madiun ke III. Beliau dihukum mati sebagai pemberontak melawan penjajahan Belanda dan dimakamkan di makam pemberontak Banyu Sumurup tahun 1810 dinyatakan sebagai pejuang perintis melawan Belanda oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX tahun 1957.
        Dan dimakamkan kembali di Gunung Bancak Desa Giripurno +/- 18 Km arah Tenggara dari kota Magetan. Makam permaisurinya Putri Hamengku Buwono II, G.B.R.Ay. Maduretno merupakan tempat semedi dan ziarah oleh warga masyarakat luar maupun dalam kota Magetan. Selain itu, tempat ini juga menjadi tempat yang sangat indah untuk menikmati pemandangan asri. Disekitar daerah ini masih banyak batu-batu besar yang terjaga dengan pohon-pohon nan kokoh. Dimakam ini dilengkapi dengan beberapa keindahan yang dibuat oleh warga sekitar, yaitu ternak sapi.
        Disekitar makam ini banyak orang yang melepaskan sapinya untuk mencari makan. Sehingga menjadi pemandangan yang unik selain makan itu tadi, belum lagi dengan tingkah laku hewan ini yang membuat kita melihat keindahan luar biasa. Sapipun memiliki jenis yang berbeda-beda, jadi jangan ragu untuk mampir ke tempat ini. Dan keramahan warga sekitar sudah menunggu anda.
Berkunjung kesebuah kota tentu kita ingin mengetahui semua tempat yang indah dan patut di jadikan penghibur mata sekaligus menikmati sesuatu yang berbeda. Bandara Iswahyudi adalah bandar udara yang terletak di kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur. Secara tradisional ini adalah lapangan terbang paling penting bagi TNI-AU disamping Lanud Halim Perdanakusumah. Nama Iswahyudi diambil dari salah seorang pahlawan TNI-AU Sekarang bandara Iswahyudi menjadi milik Kota Madiun, walaupaun letaknya diluar kota Madiun atau kabupaten Magetan.
        Adapun sejarah singkat tentang landasan udara ini adalah: Pada tahun 1939, Hindia Belanda membangun "Pangkalan Udara Maospati". Ketika pecah perang pasifik tahun 1941, pangkalan udara ini dijadikan basis kekuatan tentara sekutu di Pulau Jawa. Ketika Belanda menyerah kepada Jepang tahun 1942, Angkatan Laut Jepang (Kaigun Kokusho) menguasai pangkalan udara ini. Pangkalan ini juga digunakan untuk menyimpan berbagai jenis motor pesawat buatan Jepang.
        Pasca kemerdekaan Indonesia, Pangkalan Udara Maospati dikuasai oleh laskar-laskar perjuangan saat itu. Berdasarkan Keputusan Menteri I Panglima Angkatan Udara Nomor 564 tanggal 4 Nopember 1960, Pangkalan Udara Maospati berubah nama menjadi Pangkalan TNI AU Iswahyudi.Dengan berkembangnya peran Lanud Iswahjudi dalam perebutan Irian Jaya, lanud ini menjadi Pangkalan Udara Utama (Lanuma). Saat ini Pangakalan TNI AU lswahyudi merupakan Lanud tipe A.
        Lanud Iswahyudi juga melayani beberapa penerbangan domestik dengan pesawat Airbus A330-200 sampai Boeing 747-400, seperti Garuda Indonesia karena memiliki lintasan landas yang panjang. Selain itu, labud ini juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas yang memadai. Mulai dari rumah sakit, rumah dinas, lapangan golf, graham, tempat ibadah, mall, tempat penangkaran hewan, gudang persenjataan dan lain sebagainya. Meskipun lanud ini tergolong lanud tipe A, tetapi usia yang sudah tua sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Beberapa bangunan memang Nampak memiliki sejarah yang luar biasa, tetapi sebagian lagi menunjukan keadaan yang cukup memprihatinkan pula.
        Kedepan, lanud yang menjadi kebanggaan warga berplat nomor AE mungkin sudah waktunya mengalami renovasi. Dan bisa pula dikembangkan menjadi salah satu bandara komersil seperti bandara adi sucipto di Yogyakarta, ataupun Abdurrahman saleh di malang, yang notabene adalah lanud milik TNI AU. Jadi kalau anda berkunjung ke Magetan jangan lupa untuk mampir ke lanud Iswahjudi.

Seputar tentang magetan city

  Sedikit mengenal lebih dekat tentang Kabupaten Magetan, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, indonesia. Ibukotanya adalah Magetan. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Ngawi di utara, Kota Madiun dan Kabupaten Madiun di timur, Kabupaten Ponorogo, serta Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Wonogiri (keduanya termasuk provinsi Jawa Tengah). Bandara Iswahyudi, salah satu pangkalan utama Angkatan Udara RI di kawasan Indonesia Timur, terletak di kecamatan Maospati. Kabupaten Magetan terdiri atas 19 kecamatan, yang terdiri dari 208 desa dan 27 kelurahan.
       Kabupaten Magetan dilintasi jalan raya utama Surabaya-Madiun-Yogyakarta dan jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa, namun jalur tersebut tidak melintasi ibukota Kabupaten Magetan. Satu-satunya stasiun yang berada di wilayah kabupaten Magetan adalah Stasiun Barat terletak di wilayah Kecamatan Barat. Di kabupaten ini juga terdapat Gunung Lawu (3.265 m) terdapat di bagian barat Kabupaten Magetan, yakni perbatasan dengan Jawa Tengah. Di daerah pegunungan ini terdapat Telaga Sarangan(1000 m dpl), salah satu tempat wisata andalan kabupaten ini, yang berada di jalur wisata Magetan-Sarangan-Tawangmangu-Karanganyar.

      Magetan dikenal karena kerajinan kulit (untuk alas kaki dan tas), anyaman bambu, rengginan, dan produksi jeruk pamelo (jeruk bali)serta krupuk lempengnya yang terbuat dari nasi. Kabupaten Magetan terletak di antara 7 38' 30" Lintang selatan dan 111 20' 30" Bujur Timur Batas fisik Kabupaten Magetan adalah:
1. Utara : Kabupaten Ngawi
2. Timur : Kota Madiun
3. Selatan : Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah)
4. Barat : Kabupaten Karanganyar (Jawa Tengah)
        Suhu udara berkisar antara 16 - 20 C di dataran tinggi dan antara 22 - 26 C di dataran rendah. Curah hujan rata-rata mencapai 2500 - 3000 mm di dataran tinggi dan di dataran rendah antara 1300 - 1600 mm.
Beberapa obyek wisata terkenal di Kabupaten Magetan yang sedang dikembangkan adalah:
1. Telaga Sarangan
2. kerajinan gamelan patihan karangrejo
3. Telaga Wurung
4. Candi Sadon
5. Puncak lawu
6. Air Terjun Pundak Kiwo
7. Air Terjun Tirtasari
8. Sentra Perkebunan Pamelo
9. Sentra Kerajinan Kulit Magetan
10. Sentra Kerajinan Anyaman Bambu Ringin Agung
11. Sentra Ayam Panggang Gandu
12. Sentra Batik Sidomukti
13. Argo Dumilah
14. Taman Ria Maospati
15. Manunggal
16. Pemandian Dewi Sri
17. Gerbang Kadipaten Purwodadi
18. Cemorosewu
19. Mojosemi Camping Ground

prasasti sendang kamal di maospati

 
















PRASASTI SENDANG KAMAL


Prasasti Sendang kamal berlokasi di dukuh Sumber, desa Kraton, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan. Dari jalan Raya Solo Madiun sekitar 1 km dan ada papan bertuliskan "Prasasti Sendang Kamal +- 1 km" di kiri jalan.


Sebelum masuk ke lokasi situs ini, Anda akan melihat patung monyet dan gapura yang memperlihatkan tulisan Jawa dan 2 orang duduk bersila. Lalu saat masuk ke dalam lokasi yang berukuran 35x15 meter ini, Anda akan melihat 3 batu prasasti, sebuah bangunan Belanda tak beratap, dan sebuah kolam di belakang bangunan tersebut.

Prasasti ini sebenarnya berjumlah 4 tetapi menurut buku "Cagar Budaya Prasasti Sendang Kamal" yang mengadopsi pula dari buku terpercaya, bahwa sebuah lagi dibawa dan disimpan di Museum Betawi. Padahal, dari keempat batu prasasti yang dapat dibaca hanyalah yang berada di Museum Betawi ini.

Isi prasasti tersebut ada dua versi, salah satunya adalah bentuk pengabdian punggawa kepada raja dengan mempersembahkan 400 ekor sapi. Kerajaan yang dimaksud adalah Kerajaan Kediri. Sedangkan mengapa dinamakan "Sendang Kamal", ada berbagai versi dan salah satunya karena kolam yang berada di belakang bangunan Belanda itu pada saat digunakan mandi oleh salah satu bupati dari Madiun, airnya menjadi jernih yang warnanya putih kebiru-biruan mirip Telur Kamal (kini sering disebut telur Asin dari telur bebek).

SiTuS bersejarah candI simbatan MaGeTaN

Candi simbatan adalah salah satu peninggalan sejarah yang ada di daerah Magetan. Candi ini berada di Desa Simbatan +/- 17 Km arah timur dari kota Magetan, tepatnya di kecamatan nguntoronadi. Di candi ini menjadi icon dan kebanggaan warga sekitar, bahkan serig digunakan untuk mengadakan acara adat-istiadat atau tampat wisata para penduduk lokal maupun kabupaten-kabupaten sekitar. Di candi ini juga ada arca Dewi Sri, yag berada di dalam genangan air. Ketika diadakan acara maka air ini akan dibuang keluar untuk dapat melihat Arca Dewi Sri.
        Sejak tahun 1813 Arca Dewi Sri setiap hari Jum'at Pahing bulan Muharram dilaksanakan Bersih Desa secara rutin tiap tahun oleh warga setempat pada siang hari. Sejak tahun 1933 sampai tahun 1942, pada Arca Dewi Sri tepat pada dada kiri dan kanan keluar air sumber yang bersih, sebagian besar oleh warga Tulungagung dan Kediri air tersebut diambil dan dimanfaatkan untuk pengobatan segala macam penyakit. Ini juga memjadi kepercayaan warga sekitar, dan menjadi salah satu daya tarik tempat ini.
        Masuk ke area ini kita akan disuguhi pemandangan alami dan dihiasi dengan kolam-kolam air. Seperti dunia rawa, tetapi keasriannya menjadi alternative untuk kita mencari inspirasi. Masukpun masih belum ada karcis masuknya, tempat parkirpun belum tertata secara baik. Sehingga ini memudahkan pengunjung memasukkan kendaraan kedalam area wisata ini. Jadi alternative tempat wisata yang murah tapi bermanfaat tinggi, candi beiji ini menjadi alternatifnya.

Labuh sesaji wisata budaya magetan



Kabupaten Magetan juga kaya akan wisata budaya, jika anda berkunjung ke kota ini sempatkan pula berkunjung di bula muharram atau biasa dikenal dengan suro. Ada juga ketika musim liburan sekolah, karena biasanya dimanfaatkan Dinas Pariwisata, Kebudayaan dan Olahraga (Disparbudpora) Magetan untuk menggenjot kunjungan wisatawan salah satu wisata andalannya yaitu Telaga Sarangan. Selama satu minggu,beragam acara menarik digelar di objek wisata Ikon Magetan ini. Bahkan special dijadikan hari visit to Magetan.        Puncaknya,Di Sarangan akan digelar labuh sesaji atau bersih desa pada hari puncak tersebut. Biasanya acara labuh sesaji juga diadakan pada bulan Muharram atau yang sering dibahas orang dengan nama assuro. Kegiatan rutin tahunan ini bertujuan untuk mampu menyedot jumlah wisatawan lokal, baik dari eks-Karesidenan Madiun, maupun dari wilayah Jawa Tengah. Karena berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, setiap labuh sesaji pasti ramai. Bahkan, cenderung membeludak pengunjungnya. Larung sesaji adalah sebuah ritual yang dilakukan sebagai tanda syukur kepada tuhan yang maha esa atas rejeki dan segala anugrahNya. Dengan menggunakan pakaian adat kejawen, maka disiapkanlah sesaji, mulai dari makanan khas, hasil bumi, dan makanan khusus seperti panggang, tumpeng, apem, putu, dan lain sebagainya.
        Labuh sesaji ini dimulai dengan pengumpulan semua sesaji, lalu diarak oleh warga sekitar menuju Telaga Sarangan. Berputar mengelilingi telaga, lalu setelah penuh satu putaran barulah sesaji ini di labuhkan ke telaga. Sesuatu tradisi leluhur yang sangat menarik untuk dilihat dan diabadikan tentunya. Jadi kalau anda berkunjung ke Kabupaten Magetan jangan lupa berkunjung di waktu-waktu pelarungan. Sambil menyelam minum susu, sambil liburan menikmati indahnya magetan dan wisata budaya juga.


Di lereng gunung ini terdapat sejumlah tempat yang populer sebagai tujuan wisata, terutama di daerah Tawangmangu, Cemorosewu, dan Sarangan. Agak ke bawah, di sisi barat terdapat dua komplek percandian dari masa akhir Majapahit: Candi Sukuh        Gunung Lawu adalah sebuah pegunungan yang ada di kabupaten magetan, gunung ini menjadi perbatasan antara jawa timur dan jawa tengah. Gunung Lawu memiliki tinggi 3.265 m merupakan gunung api "istirahat" dan telah lama tidak aktif, terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang tererosi. Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air (fumarol) dan belerang (solfatara). Gunung Lawu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous. Sebagai putra daerah, saya sangat bangga dengan gunung lawu yang menjadi salah satu ikon kabupaten magetan. Gunung Lawu memiliki tiga puncak, Puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah. Yang terakhir ini adalah puncak tertinggi, yang cukup sering didatangi para wisatawan untuk melakukan pendakian maupu sekedar melepas penak.
        Di lereng gunung ini terdapat sejumlah tempat yang populer sebagai tujuan wisata, terutama di daerah Tawangmangu, Cemorosewu, dan Sarangan. Agak ke bawah, di sisi barat terdapat dua komplek percandian dari masa akhir Majapahit: Candi Sukuh dan Candi Cetho. Di kaki gunung ini juga terletak komplek pemakaman kerabat Praja Mangkunagaran: Astana Girilayu dan Astana Mangadeg. Di dekat komplek ini terletak Astana Giribangun, mausoleum untuk keluarga presiden kedua Indonesia, Suharto.Gunung Lawu sangat populer untuk kegiatan pendakian. Setiap malam 1 Sura banyak orang berziarah dengan mendaki hingga ke puncak. Karena populernya, di puncak gunung bahkan dapat dijumpai pedagang makanan. Seperti inilah serba-serbi kehidupan di Magetan, serta kota-kota disekitar gunung lawu.

       Pendakian standar dapat dimulai dari dua tempat (basecamp): Cemorokandang di Tawangmangu, Jawa Tengah, serta Cemorosewu, di Sarangan, Jawa Timur. Gerbang masuk keduanya terpisah hanya 200 m. Pendakian dari Cemorosewu melalui dua sumber mata air: Sendang (kolam) Panguripan terletak antara Cemorosewu dan Pos 1 dan Sendang Drajat di antara Pos 4 dan Pos 5. Pendakian melalui Cemorokandang akan melewati 5 selter dengan jalur yang relatif telah tertata dengan baik.

        Pendakian melalui cemorosewu akan melewati 5 pos. Jalur melalui Cemorosewu lebih nge-track. Akan tetapi jika kita lewat jalur ini kita akan sampai puncak lebih cepat daripada lewat jalur Cemorokandang. Pendakian melalui Cemorosewu jalannya cukup tertata dengan baik. Jalannya terbuat dari batu-batuan yang sudah ditata. Jalur dari pos 3 menuju pos 4 berupa tangga yang terbuat dari batu alam. Pos ke4 baru direnovasi,jadi untuk saat ini di pos4 tidak ada bangunan untuk berteduh. Biasanya kita tidak sadar telah sampai di pos 4. Di dekat pos 4 ini kita bisa melihat telaga Sarangan dari kejahuan. Jalur dari pos 4 ke pos 5 sangat nyaman, tidak nge-track seperti jalur yang menuju pos 4. Di pos2 terdapat watu gedhe yang kami namai watu iris(karena seperti di iris).

        Di dekat pintu masuk Cemorosewu terdapat suatu bangunan seperti masjid yang ternyata adalah makam.Untuk mendaki melalui Cemorosewu(bagi pemula) janganlah mendaki di siang hari karena medannya berat untuk pemula. Di atas puncak Hargo Dumilah terdapat satu tugu, yang merupakan salah satu tanda kalau kita berada dipuncak. sebuah sensasi tersendiri jika kita ingin berkunjung kesana.
Selain keeksotikannya, Gunung Lawu menyimpan misteri pada masing-masing dari tiga puncak utamanya dan menjadi tempat yang dimitoskan sebagai tempat sakral di tanah Jawa Harga Dalem diyakini sebagai tempat pamoksan Prabu Bhrawijaya Pamungkas, Harga Dumiling diyakini sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon, dan Harga Dumilah merupakan tempat yang penuh misteri yang sering dipergunakan sebagai ajang menjadi kemampuan olah batin dan meditasi. Konon gunung Lawu merupakan pusat kegiatan spiritual di Tanah Jawa dan berhubungan erat dengan tradisi dan budaya Keraton Yogyakarta. Setiap orang yang hendak pergi ke puncaknya harus memahami berbagai larangan tidak tertulis untuk tidak melakukan sesuatu, baik bersifat perbuatan maupun perkataan. Bila pantangan itu dilanggar di pelaku diyakini bakal bernasib naas.

       Tempat-tempat lain yang diyakini misterius oleh penduduk setempat yakni: Sendang Inten, Sendang Drajat, Sendang Panguripan, Sumur Jalatunda, Kawah Candradimuka, Repat Kepanasan/Cakrasurya, dan Pringgodani. Seperti apapun yang menjadi misteri di Lawu, inilah lawu kawan, salah satu gunung terindah yang ada di Indonesia dan juga dunia.



Air Terjun Tirtosari berada se area dengan wisata Telaga sarangan di kabupaten Magetan. Air Terjun Tirtosari terletak kurang lebih 2,5 Km sebelah barat daya dari Telaga Sarangan. Untuk sampai ke air terjun yang indah ini dapat ditempuh dengan naik kuda atau jalan kaki. Air terjun merupakan salah satu andalan pariwisata di kabupaten Magetan. Sampai saat ini sudah lebih dari lima air terjun yang sudah dibuka menjadi tempat wisata (dikelola oleh kementerian pariwisata Magetan). Pada lokasi Air Terjun Tirtosari ini dapat dinikmati keindahan alam, air yang mengalir dari ketinggian kurang lebih 50 M turun ke bawah melalui celah yang diapit oleh batu-batu terjal sehingga memberikan pemandangan yang indah dan daya tarik tersendiri Menurut kepercayaan masyarakat bila menikmati Air Terjun Tirtosari kita dapat cantik dan awet muda.
         Tentu akan membuat kita awet muda, kenapa? Karena tak akan pernah berhenti tersenyum ketika melihat indahnya air terjun ini. Apalagi ketika melakukan perjalanan menuju air terjun, dihiasi dengan bendungan-bendungan kecil, jalan dari tatanan batu, serta air mengalir disamping jalan. Membuat suasana asri sangat mengena dan terasa, terlebih jika menikmati pancuran minum dari bambu yang terdapat di setengah perjalanan menuju air terjun.
        Kelebihan lain adalah suhu dan efek relaksasi yang diberikan, udara yang nyaman (dingin pas) serta suara gemricik air jauh dari keramaian membuat semakin betah disini. Adapula penjual sate kelinci di daerah ini, karena merupakan ikon sate kelinci untuk wisata di magetan. Biaya masukpun sangatlah murah, cukup 5 ribu rupiah kita sudah bisa masuk ke wisata air terjun tirtosari ini. Jadi, sangat mubadzir jika sudah sampai telaga Sarangan tidak sekalian mampir ke Air Terjun Tirtosari ini.
wisata kuliner khas Magetan Lempeng adalah makanan khas dari kota Magetan yang berasal dari beras maupun ketan. Beras atau ketan tersebut direbus kemudian dicampur bleng semacam air laut yang berfungsi untuk mengenyalkan.Yang kemudian ditambahi bumbu puli (bumbu untuk membuat lempeng) ditambah bawang, garam. Selanjutnya ditiriskan dan di tetel atau di tumbuk menjadi satu agar bisa menyatu. Setelah itu, dalam kondisi panas dibentuk, setelah dingin dipotong-potong, dikeringkan, setelah itu digoreng. Jadilah lempeng khas Magetan, jadi lempeng adalah sejenis krupuk dan sangat pas untuk lauk ataupun camilan.
        Krupuk lempeng ini sangat mudah dijumpai di Magetan, anda bias membelinya di pusat oleh-oleh Magetan di jalan Sawo. Bahkan dibanyak warung-warung serta pedagang kaki lima sangat mudah menemuinya. Anda juga bias langsung ketempat pembuatannya yang berada di sentra krupuk lempeng yang bertempat di jalan Sadewo kelurahan Sukowinangun Kecamatan dan Kabupaten Magetan.
        Masalah harga Anda tak perlu khawatir, sangat terjangkau karena penjualannya dihitung per satu lempeng hanya Rp 175, namun jika sudah sampai warung harganya antara Rp 250 sampai Rp 500. Namun kebanyakan para pembeli di sentra krupuk lempeng ini para pedagang dari luar kota per satu karung 700 lembar lempeng dengan harga Rp 140 ribu.
        Krupuk lempeng sangatlah cocok untuk teman makan kita, seperti pecel, soto, dan makanan lainnya. Juga sangat cocok untuk teman camilan kita saat bersantai, jadi jangan sampai lupa untuk membeli oleh-oleh krupuk lempeng ketika anda mampir ke kabupaten magetan.

eksotika Telaga wurung




Selain telaga sarangan magetan juga memiliki sebuah telaga lagi yang tidak kalah indah, yaitu telaga Wurung. Telaga Wurung terletak kurang lebih 2 Km ke arah timur dari Telaga Sarangan, tepatnya berada di bawah telaga Sarangan. Telaga Wurung sengaja ditebari berbagai macam ikan untuk disediakan bagi mereka yang gemar memancing, sehingga tempat ini merupakan tempat pemancingan dan sering pula dimanfaatkan untuk perkemahan pramuka. Luas telaga wahyu kurang lebih 10 Ha dengan kedalam kurang lebih 16 meter. Juga tempat rekreasi keluarga disamping udaranya yang sejuk, pemandangan alam yang indah lingkungan dan panorama sangat menarik. Telaga ini merupakan wisata alternatif selain telaga Sarangan, karena memiliki sudut pandang yang indah serta memiliki daya tarik karena merupakan tempat yang romantis.
        Telaga wurung ini memiliki sejarah yang cukup unik, walaupun banyak juga yang menyebutnya telaga wahyu. Alkisah, telaga wurung dibuat oleh jin-jin yang ingin membuat suatu karya. Di suatu malam, yang dikerjakan secara bersama-sama. Pada saat pembuatannya belum selesai ada ulama’ yang mengetahui pembuatan telaga itu, dan akhirnya mencegah terjadinya. Jin-jin itupun lari tunggah langgang, sehingga telaga yang seharusnya menjadi telaga besar dan megah itu belum selesai. Jadilah telaga ini diberi nama telaga wurung (dari kata urung) yang memiliki arti telaga yang belum jadi. Pertanyaan yang kadang saya pikir, kalau belum jadi saja sudah seindah ini, apalagi kalau sudah jadi?
        Telaga wurung juga menjadi daya taring tersendiri bagi penikmat makanan di rumah makan yang berada disekitar telaga ini. Karena ketika melihat telaga ini serta menyantap hidangan khas magetan merupakan sesuatu yang sangat membantu menyegarkan otak. Membuat inspirasi banyak keluar, serta dapat menilik keindahan magetan.

Jumat, 22 Juli 2011

bumi perkemahan mojosemi

Magetan tak letih-letihnya menyuguhkan keindahan alamnya, salah satu yang menjadi pesonanya adalah menjamurnya Buper (Bumi perkemahan). Kali ini kita kunjungi dulu salah satu buper yang terkenal di Magetan yaitu Bumi Perkemahan Mojosemi. Buper ini merupakan salah satu areal pilihan bagi para pelajar untuk berkemah di masa liburan, tempat yang asyik untuk berkumpul para alumni yang ingin kembali merasakan kemah, dan para mahasiswa ketika ada acara raker dan lain sebagainya.
        Buper ini terletak di sebelah barat Telaga Sarangan, kurang lebih berjarak + - 2 Km. Tepat di bawah wilayah Perhutani Lawu Selatan, sehingga kawasannya masih sejuk, hijau dan yang pasti dingin ala pegunungan. Buper ini adalah salah satu buper yang sudah melegendaris di kalangan penduduk magetan dan sekitarnya, karena sudah cukup lama dibuka sebagai tempat perkemahan. Seperti buper yang lain, tempat ini juga menawarkan keindahan nan eksotik untuk mencari inspirasi, dekat dengan tempat sepi kalau-kalau jurit malam. Dan terpenting adalah akses listrik, fasilitas MCK, sampai pasarpun sangat dekat lokasi buper ini, jadi sangat ideal untuk tempat kemah.
        Selain itu Buper ini juga menawarkan beberapa permainan yang menarik, diantaranya flying fox, spiderman, dan lain sebagainya. Di buper ini anda juga dapat menikmati suasana alam udara yang sejuk, air bersih mudah dijangkau. Dan beberap nilai plus lainnya, seperti belajar pertanian disekitar daerah ini, memancing di telaga sarangan, dan bisa bersapa ria dengan monyet-monyet yang masih bergerak bebas disini. Untuk pemesanan tempat bisa langsung keseketariat atau penjaga di buper ini. Lebih baik memesan lebih awal jika itu masuk musim liburan sekolah atau hari besar, karena biasanya sudah banyak pemesan.
        Transportasi umum juga sangat mendukung, karena berada dekat tempat wisata terpopuler di Magetan, yaitu sarangan. Jadi jangan sia-siakan waktu anda di Magetan tanpa berkemah di Bumi Perkemahan Mojosemi.

batik sidomukti batik khas magetannnnn

Batik Sidomikti merupakan batik khas Kota Magetan, bukan hanya tempat wisata serata karajinan kulit saja yang menjadi daya tarik kota Magetan tetapi masih ada potensi kerajinan lain. Selain mempunyai potensi wisata yang bisa di handalkan seperti Telaga Sarangan ternyata juga mempunyai Batik Asli Khas Magetan. Orang menyebutnya Batik Sidomukti / Batik Pring, karena memang motif dari batik yang satu ini adalah bambu (pring : dalam bahasa jawa). Pengrajin Batik Sidomukti ini bertempat di Dusun Papringan, Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. Sebuah perkampungan di bawah lereng gunung lawu.        Kita akan melewati jalan setapak yang lumayan sudah di aspal, disepanjang jalan itu terdapat banyak peternakan ayam di sebelah kiri dan kanan jalan. Kurang lebih 2 Kilometer terdapat pertigaan kecil, dan disebelah kiri jalan nanti ada papan yang bertuliskan ” SENTRA BATIK ” kemudian belok ke kanan, kira-kira 30 meter dari situ kita akan masuk ke perkampungan sidomukti. Dipintu masuk perkampungan ini terdapat juga patung seorang ibu yang sedang membatik.Di perkampungan tersebut terdapat satu kelompok pengrajin batik yang bernama ” MUKTI RAHAYU “. Disamping rumah tersebut terlihat ibu-ibu yang sedang membatik. Mereka banyak mendapatkan pesanan dari sekolah, instansi ataupun dari daerah dari luar magetan. Jadi siapa bilang batik hanya ada di daerah jawa tengah maupun sebagian jawa timur saja, buktinya masih ada batik pring, atau batik bambu di Kota Magetan ini membuktikan beragamnya budaya indonesiadan indahnya kabupaten Magetan.
        Perlu diketahui juga bahwa batik sidomukti ini juga sebagai seragam para PNS di lingkungan Kabupaten Magetan.Sebagai warga magetan sudah sepatutnya orang-orang magetan mencintai dan memakai produk sendiri, seperti batik sidomukti ini. Kita juga patut berbangga magetan mempunyai batik sidomukti ini. Semoga batik sidomukti ini mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah.Untuk para wisatawan ataupun para pedagang dari kota-kota lain, kami tawarkan kepada anda informasi ini agar semakin banyak referensi anda tentang dunia batik di negeri ini. Dan semoga kedepannya batik Indonesia bisa semakin merajai dunia, serta batik sidomukti Magetan juga mengambil peran yang segnifikan.

pesona danau wahyu

Telaga Wahyu Berada sekitar 3 Kilometer dari telaga sarangan,tepatnya telaga yang berada di Kabupaten Magetan.Telaga Wahyu Merupakan Telaga yang termasuk Telaga Alami bukan hasil kerja manusia.Telaga Wahyu Ini mempunyai besar sekitar 15 hektar,telaga yang tidak berbeda jauh dengan telaga yang berada di dekat Telaga wahyu yaitu telaga sarangan.

Untuk menuju Telaga wahyu tidak terlalu sulit di karenakan akses jalan yang sudah sangat baik.wisatawan bisa menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua.

di telaga wahyu para wisatawan dapat bersantai sambil memancing maupun aktifitas lainnya yang berhubungan dengan wisata Danau,Telaga Wahyu sengaja ditebari berbagai macam ikan untuk disediakan bagi mereka yang gemar memancing, sehingga tempat ini merupakan tempat pemancingan dan sering pula dimanfaatkan untuk perkemahan pramuka.
pada hari-hari tertentu daerah telaga wahyu ada acara hiburan seni dan pertunjukan,guna menarik wisatawan yang hadir di telaga wahyu.


Di dekat Telaga wahyu wisatawan dapat menemukan sebuah mata Air alami yang di namakan Sumber Tamtu,menurut legenda bahwa mata Air Tamtu ini memiliki kasiat untuk bisa membuat orang awet muda.


Di sekitaran Telaga, lahan pertanian penduduk terlihat menghijau, menjanjikan kesuburan. Jika anda sedang melintas kawasan ini sempatkan sejenak untuk menikamati telaga yang satu ini.

Disekitar Telaga wahyu sangat baik untuk Hiking dikarenakan pemandangan sekitar telaga yang sangat indah,serta orang-orangnya yang sangat ramah serta iklim yang sangat sejuk. wisata indonesia Surga Dunia.

wisata budaya ludhuk



Di kabupaten Magetan tidak Cuma kaya dengan wisata alam, kuliner dan sejarahnya, tetapi juga kaya akan wisata budaya, dan ledhuk salah satunya. Ledhuk kegiatan yang turun temurun dilaksanakan yang memiliki makna Lesung Suro, Bedhug Muharram. prosesi ini hampir sama seperti yang dilakukan beberapa kota lain di Jawa dalam menyambut datangnya hari raya umat islam 1 Muharram dan tahun baru Saka 1 Syuro.         Lesung suro dan Bedhuk ini memiliki makna sebagai pelestari budaya serta kekeluargaan di masyarakat Magetan pada khususnya, serta semua umat pada umumnya. Ledhuk diawali dengan prosesi Andum Berkah Bolu Rahayu, roti bolu sebagai penghias model lesung, bedhug, dan Gong di arak menuju alun-alun kota Magetan bersamaan dengan Uborampe seperti jangkring, ampyang, enting-enting, lempeng, emping, walangan dan sebagainya.
        Adapula penyebab digunakannya bolu rahayu sebagai makanan yang digunakan dalam prosesi andum berkah, karena bolu rahayu adalah makanan khas Magetan yang sudah digunakan oleh nenek moyang sejak dahulu kala, sebagai makanan sehari-hari, menjamu tamu, ataupun kematian, sehingga digunakanlah bolu rahayu sebagai prosesi andum berkah, karena sejarahnya tadi.
        Dalam prosesi ini juga diadakan arak-arakan yang di ikuti oleh para tokoh masyarakat, tokoh agama, sampai tokoh pemerintahan dengan memakai pakain adat jawa Timur serta didampingi oleh Bagus dan Dyah (lebih mirip abang none untuk Jakarta) yang mempunyai tugas membawa bolu rahayu dan rangkaian bunga selamat datang.
        Masyarakat Kabupaten Magetan mempercayai bahwa apabila bisa memakan bolu rahayu yang sudah diberikan doa-doa tersebut bisa digunakan sebagai obat, pelaris, dll kepercayaan ini sudah turun temurun di laksanakan oleh mereka, makanya pada saat andum berkah bolu rahayu atau pemberian bolu tersebut, masyarakat dengan antusias tua dan muda laki-laki dan perempuan rela berdesak-desakan untuk mendapatkan bolu rahayu.
        Inilah acara tahunan yang pastinya akan ramai dukunjingi, jadi tidak ada salahnya anda juga menyempatkan diri untuk hadir pada momen ini. Semoga bermanfaat, dan salam

sentra pembuatan gamelan

 

Gamelan merupakan alat musik tradisional khas jawa, biasanya digunakan sebagai pengiring pementasan wayang (baik wayang kulit maupun manusia). Selain sebagai pengiring wayang juga sebagai pendamping lagu campursari, ludruk, yang terbaru adalah dikenalkan pada opera van java (yang disiarkan pada salah satu televisi swasta). Gamelan adalah alat musik dengan nada pentatonis, gamelan memiliki kurang lebih 15 instrument. Instrument tersebut diantaranya engkuk, kemong, gambang, kendang, gong, bonang, demung, saron, klethung, slenthem, dan lain sebagainya.
        Industri Gamelan ini dikerjakan dengan peralatan tradisional, namun hasilnya cukup mengagumkan. Hasil industri ini sempat diexport ke beberapa negara di benua Eropa, walaupun sekarang sedang terhenti, tetapi kami berusaha untuk mengulang dan mampu melebihi masa keemasan tersebut. Sentralisasi usaha kerajinan ini terdapat di Desa Kauman, Karangrejo +/- 14 Km arah timur kota Magetan.
        Jika anda berkunjung ke tempat ini, anda akan bisa mempelajari pembuatan Gamelan. Mulai dari bagaimana menetukan bahan baku yang akan digunakan, bentuk arsitektur yang akan dibuat. Sampai proses penentuan nada yang pas, pengecatan dan lain sebagainya. Setelah mencoba membuat dan mengetahui prosesnya maka anda akan berkesempatan untuk mencobanya (bermain Gamelan). Selain mengebangkan budaya leluhur, hal ini juga akan mengembangkan kreatifitas dalam berkarya.
        Selain menerima pesanan paketan untuk sebuah grup musik atau tontonan, para perajin disini juga menyediakan jualan perbuah. Hal ini tentu sangat menarik bagi pengunjung, karena selain untuk alat musik, Gamelan sangatlah pantas sebagai barang pajangan. Hiasan interior maupun ekrterior, karena memiliki keunikan dan nilai seni yang tinggi. Jadi jika ingin makin cinta budaya leluhur serta tanpa kehilangan manfaat yang besar perlu untuk membeli barang sebuah Gamelan. Untuk harga tentunya akan lebih murah karena ini langsung diprodusen tanpa harus ke penjual.
        Tempat ini juga kami pastikan menyuguhkan yang lebih dari sekedar tempat kerajinan gamelan, karena keramahan penduduk Magetan sudah tidak bisa diragukan lagi. Untuk transportasi anda bisa menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Penginapanpun bisa langsung ke tempat perajinnya, karena perajin akan sangat bahagia jika dikunjungi dan diberi apresiasi. Kami menunggu kedatangan anda dimagetan,

SENTRA JERUK PAMELO


seperti daerah kabupaten di jawa pada umumnya yang memiliki hasil perkebunan dan pertanian yang cukup mungkuni. Kabupaten Magetan juga punya jeruk pamelo sebagai salah satu andalan hasil perkebunannya. Jeruk pamelo sudah dikenal di luar propinsi Jawa Timur. Jeruk Magetan tidak hanya jeruk Pamelo tetapi juga ada jeruk Srinyonya atau biasa disebut dengan jeruk nyonya. Kedua jenis jeruk ini panen pada bulan april sampai juni setiap tahunnya, sehingga musim panen ini akan menjadi keuntungan untuk para penanam jeruk.
        Sentra tanaman jeruk terdapat di kecamatan Sukomoro dan Kecamatan Bendo arah timur dari kota Magetan. Kedua kecamatan ini memiliki tanah yang cocok untuk ditanami jeruk (lebih mirip tanah ladang). Selain daerah ini penuh dengan jeruk, juga menjadi salah satu komoditi tanaman tebu sesuai dengan tanahnya yang lebih sulit dialiri air daripada daerah yang lain. Tetapi justru ini yang membuat daerah ini menarik, keseragaman tanaman serta usaha penghijauan tetap berlangsung.
        Selain jeruk pamelo banyak jenis jeruk lain yang ditanam dan berbuah didaerah ini, seperti jeruk sangkis, jeruk keprok, jeruk bali, dan lain sebagainya. Biasanya buah-buah jeruk ini dikirim keberbagai daerah di Indonesia, tetapi juga tidak jarang di pasarkan ke minimarket atau supermarket sekitar Magetan. Tetapi sayang belum ada pengolahan untuk menjadi makanan atau minuman jadi dari hasil perkebunan asli kabupaten Magetan ini.
        Jika anda berkunjung ke magetan maka akan mendapatkan tawaran belajar memelihara (mulai menanam dampai memanen) jeruk pamelo dan jeruk-jeruk lainnya ini dari para pemilik kebun. Selain itu anda juga bisa menikmati buah langsung dari pohonnya (asal sesuai dengan musim). Jadi jangan ragu untuk menikmati hasil perkebunan kabupaten Magetan, semoga bermanfaat. Salam visit to magetan^_^

MoNuMeN soco saksi keganasan Partai Komunis Indonesia



Monumen soco di magetan merupakan salah satu obyek wisata sejarah yang berdada di kabupaten yang bermotto MITRA (magetan, indah, tertib, rapi, dan aman) ini. Di mana tempat wisata ini merupakan tempat terjadinya tragedi berdarah dari keganasan pemberontakan PKI tahun 1948. Tempat wisata sejarah ini berada di desa doco kecamatan Bendo, 200 meter sebelah selatan lanud iswahyudi Maospati atau + - 15 Km arah timur dari pusat kota Kabupaten Magetan. Salah satu saksi yang ada di monumen ini adalah berupa gerbong Kereta Api "Kertopati". Dan dua sumur tempat pembuangan 108 mayat-mayat yang dibantai oleh PKI. Gerbong ini digunakan untuk mengangkut para korban keganasan PKI, yang terjadi di madiun. Sebuah saksi bisu yang juga mencerminkan kisah nan mengiriskan hati, ini akan membuat kita mengingat dan mengimajinasi masa lampau.
        Monumen bisa jadi sesuatu sejarah nan sangat berbeda, selain gerbong kereta. Di monumen ini juga terdapat sumur yang menjadi tempat pembuangan mayat-mayat korban PKI. Menurut warga sekitar banyak yang menjadikan tempat ini sebagai tempat keramat, karena banyaknya korban serta kemistisan yang sudah mulai tertanam di pikiran warga sekitar. Selain monumen ini menjadi bukti sejarah, juga menjadi andalan dari desa soco ini. Karena banyak siswa-siswa maupun mahasiswa lokal yang melakukan pembelajaran, ataupun penelitian ke tempat ini.
        Sementara itu terjadinya pembantaian di soco ini lantaran letak soco yang strategis dan dekat dengan lapangan udara dan dipenuhi tegalan yang banyak sumurnya, menjadikan kawasan itu layak dijadikan tempat pembantaian. Apalagi desa ini juga dilewati rel kereta lori pengangkut tebu ke Pabrik Gula Glodok, Pabrik Gula Kanigoro dan juga Pabrik Gula Gorang-gareng. Gerbong kereta lori dari Pabrik Gula Gorang-gareng itulah yang dijadikan kendaraan mengangkut para tawanan untuk dibantai di sumur tua di tengah tegalan Desa Soco.
        Di sumur tua desa Soco ditemukan tak kurang dari 108 jenazah korban kebiadaban PKI. Sebanyak 78 orang diantaranya dapat dikenali, sementara sisanya tidak dikenal. Sumur-sumur tua yang tak terpakai di desa Soco memang dirancang oleh PKI sebagai tempat pembantaian massal sebelum melakukan pemberontakan. Beberapa nama korban yang menjadi korban pembantaian di Desa Soco adalah Bupati Magetan Sudibjo, Jaksa R Moerti, Muhammad Suhud (ayah mantan Ketua DPR/MPR, Kharis Suhud), Kapten Sumarno dan beberapa pejabat pemerintah serta tokoh masyarakat setempat termasuk KH Soelaiman Zuhdi Affandi, pimpinan Pondok Pesantren ath-Thohirin Mojopurno, Magetan.
        Di Soco sendiri terdapat dua buah lubang utama yang dijadikan tempat pembantaian. Kedua sumur tua itu terletak tidak jauh dari rel kereta lori pengangkut tebu. Para tawanan yang disekap di Pabrik Gula Rejosari diangkut secara bergiliran untuk dibantai di Desa Soco. Selain membantai para tawanan di sumur Soco, PKI juga membawa tawanan dari jalur kereta yang sama ke arah Desa Cigrok. Kini, desa Cigrok dikenal dengan nama Desa Kenongo Mulyo. Terungkapnya sumur Soco sebagai tempat pembantaian PKI bermula dari igauan salah seorang anggota PKI yang turut membantai korban. Selang seratus hari setelah pembantaian di sumur tua itu, anggota PKI ini mengigau dan mengaku ikut membantai para tawanan.
        Setelah diselidiki dan diinterogasi, akhirnya dia menunjukkan letak sumur tersebut. Sekalipun letak sumur telah ditemukan, namun penggalian jenazah tidak dilakukan pada saat itu juga, tapi beberapa tahun kemudian. Hal ini disebabkan oleh kesibukan pemerintah RI dalam melawan agresi Belanda yang kedua. Sekitar awal tahun 1950-an, barulah sumur tua desa Soco digali. Penggalian sumur dilakukan tidak dari atas, namun dari dua arah samping sumur untuk memudahkan pengangkatan dan tidak merusak jenazah. Penggali sumur dibagi dalam dua kelompok yang masing-masing terdiri dari enam orang.
        Mayat-mayat yang di gali pada waktu itu sudah dalam keadaan hancur lebur seperti tape ketela. Daging dan kulit jenazah hanya menempel sedikit diantara tulang-belulang. Di kedalaman sumur yang sekitar duabelas meter, regu pertama menemukan 78 mayat, sementara regu kedua menemukan 30 mayat. Semua jenazah dihitung hanya berdasarkan tengkorak kepala, karena tubuh para korban telah bercampur-aduk sedemikian rupa.
        Sebuah tetenger (atau penanda jika dalam bahasa insonesia) berdiri di Monumen Soco. Tingginya sekitar dua meter. Di puncaknya ada lambang negara, burung Garuda. Di samping kanan tugu tersebut, ada prasasti. Itu berisi ”Daftar Nama Korban Keganasan PKI 1948”. Di bawah tetenger atau tugu itulah, sebanyak 108 mayat penduduk ditemukan tak bernyawa dengan tubuh penuh luka. Mereka ini menjadi korban keganasan Partai Komunis Indonesia (PKI) pimpinan Muso, yang ingin mendirikan negara Soviet Republik Indonesia (SRI), dengan ibukota yang rencananya di Madiun.
        Semoga hal ini tidak lagi terulang di tanah air kita, dan biarlah sejarah ini menjadi warna serta warisan leluhur kita. Salam visit to Magetan ^_^

telaga sarangan

Telaga Sarangan

Pemandangan Telaga Sarangan akan memanjakan mata, karena Anda dapat melihat telaga yang luas dan pegunungan hijau Sidoramping di sekitar Gunung Lawu yang menjulang tinggi. Ditambah lagi dengan air telaga yang tenang dan menjadi cermin dari pegunungan dan gunung di sekelilingnya. Memandangi deretan pegunungan dan gunung di sini juga membuat perasaan lebih tenang dan damai ditambah dengan udara sejuk pegunungan dengan suhu sekitar 18-23 derajat Celcius. Udara sejuk pegunungan bisa Anda nikmati karena Telaga Sarangan terletak pada ketinggian sekitar 1000 meter dari permukaan laut.

Telaga Sarangan, Magetan, Jawa Timur

Mengelilingi Telaga Sarangan

Di pinggir telaga tersedia sepeda air yang menyerupai bebek dan perahu boat. Ini dapat menjadi sarana bagi Anda yang ingin mengelilingi telaga melalui air. Atau Anda dapat berkeliling menggunakan kuda atau delman yang ditawarkan penduduk sekitar. Pasti hal ini dapat menyenangkan buah hati Anda. Atau bagi Anda yang ingin berolahraga, Anda dapat mengelilingi telaga ini dengan berjalan kaki atau berlari. Anda juga akan menjumpai hutan pinus di lereng pegunungan di sekeliling Telaga Sarangan. Suasana yang sejuk dan indah pasti akan membuat olahraga menjadi menyenangkan.

Air Terjun

Dekat dengan Telaga Sarangan, ada pintu masuk menuju air terjun. Ada tiga buah air terjun yang dapat Anda kunjungi di sini yaitu air terjun Watu Ondo, Pundak Kiwo, dan Jarakan. Di dekat pintu masuk salah satu air terjun ini, ada bekas pesawat yang dijadikan monumen mengingat Kabupaten Sarangan bertetangga dengan Kota Madiun yang adalah Pangkalan Utama AURI.
Jalan menuju air terjun tidak sulit, bahkan setengah perjalanan bisa dilakukan dengan mobil. Perjalanan menuju air terjun akan menjadi perjalanan yang menyenangkan. Anda akan melewati lereng gunung yang digunakan untuk perkebunan. Anda dapat melihat berbagai tanaman sayuran yang mungkin jarang ditemui di kota. Anda juga dapat mencelupkan kaki Anda ke dalam air bening yang dingin dan segar yang digunakan untuk pengairan perkebunan. Hal ini dapat menjadi sarana pembelajaran yang menarik untuk anak Anda.

Sarangan

Sate Kelinci

Setelah puas berkeliling, Anda dapat memesan sate kelinci dan lontong yang banyak ditawarkan di sekeliling telaga ini. Sate yang jarang ditemui di daerah lain ini layak Anda coba, karena dengan daging yang lembut dan empuk dapat membuat Anda ketagihan. Harga yang ditawarkan Rp 7.000 / porsi, harga yang cukup terjangkau untuk kantong Anda. Makanan lain yang dapat dinikmati di sini adalah nasi pecel. Daerah Sarangan bertetangga dengan Kota Madiun yang terkenal dengan bumbu dan sambal pecel. Pecel ini menjadi istimewa karena bumbu kacangnya yang nikmat ditambah aneka gorengan sebagai pelengkapnya.

Hotel dan Penginapan di Telaga Sarangan

Di sekeliling telaga ini, ada banyak sekali hotel kelas melati yang dapat menjadi tempat Anda menginap. Hotel yang saling bersaing ini menawarkan harga yang tidak terlalu mahal. Anda dapat menginap di ruangan dengan 2 kamar tidur, kamar mandi dan ruang tamu dengan harga sekitar Rp 500.000,- untuk semalam. Atau ada juga yang hanya 1 kamar dengan harga yang lebih murah. Tempat penginapan ini juga menyediakan air panas untuk mandi dan untuk minum. Umumnya, hotel melati ini berlantai 2 sehingga Anda dapat leluasa menikmati Telaga Sarangan dengan sudut pandang lebih luas. Anda juga dapat menemukan setidaknya 2 hotel berbintang di sini.

Oleh-oleh dari Telaga Sarangan

Setelah puas berwisata di Telaga Sarangan, sebelum kembali Anda dapat berbelanja oleh-oleh dan cinderamata dari Telaga Sarangan. Anda dapat membeli tas, kaos atau kerajinan tangan lain yang merupakan hasil karya dari masyarakat sekitar.
Dari Telaga Sarangan, jika Anda menuju arah barat atau Jawa Tengah, Anda akan menemukan Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, yang terkenal dengan wisata alam Grojogan sewu. Sedangkan jika menuju timur, Anda dapat mampir ke Kota Madium membeli oleh-oleh khas Madiun seperti brem dan sambal pecel yang lezat.
Telaga Sarangan yang indah sangat cocok untuk liburan Anda bersama keluarga. Selamat menikmati liburan Anda di Telaga Sarangan, wisata alam yang indah dan mempesona!

KONTES SEO SMAN 1 MAGETAN

Dalam rangka memperingati HUT SMAN 1 MAGETAN yg ke 50 diadakan serangkaian lomba dan acara salah satunya lomba blogging contest yg bertakjub SMASA SEO 2011 ini. Kontes SE0 ini menantang bagi anda khususnya para blogger untuk mengoptimalisasikan blognya di mesin pencari goggle.co.id dengan keyword yang sudah ditentukan panitia. Kontes ini dikhususkan untuk para pelajar SMP,SMA,MAN,SMK se wilker madiun